Monday, April 14, 2008

Pemuda Pilihan Allah


“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: ‘Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran’.”
(QS. Al Kahfi: 13-14)

Pemuda dan masa muda adalah masa-masa terindah setiap manusia, masa-masa yang nikmat dan penuh dengan warna warni. Masa-masa penuh semangat dan gairah. Ketinggian cita-cita dan keluhuran budi. Aktif, kreatif, idealis, dan inovatif. Mandiri dan penuh tanggung jawab, serta suka mencari tantangan dan umpan balik. Hidupnya dipenuhi dengan optimistis dan pikiran yang positif, demi sebuah impian dan mimpi sesuai dengan tujuan hidupnya. Baginya, waktu terlalu berharga untuk dibuang-buang.

Pemuda adalah pilar kebangkitan, pemuda adalah poros perubahan suatu bangsa. Di tangan pemudalah kebenaran akan tegak. Di tangan pemudalah kejayaan akan bangkit. Sisi ideologi pemuda yang cukup tinggi memungkinkan terciptanya suatu gerakan yang besar. Motivasinya yang tinggi menjadi tameng baginya, membuatnya tetap bertahan, walau gempuran fisik dan moral selalu menghadang mimpi-mimpinya.

Dalam catatan sejarah umat manusia, terungkap jelas betapa pemuda begitu istimewa. Ketika penindasan terjadi, pemudalah yang maju melakukan perlawanan. Ketika kebekuan terjadi, merekalah yang hadir melakukan pendobrakan. Ketika adanya suatu kebathilan, merekalah yang melakukan pemberantsan. Dan ketika manusia terlelap dalam tidur panjangnya, pemudalah yang akan tampil menjadi perintis dan membangunkan seluruh manusia dari tidur mereka.

Ingatlah betapa para pemuda begitu setia menjadi pengikut Rasulullah saw, demi membela dien ini. Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqqash, Mu’adz bin Jabal, Abdullah ibn Mash’ud, Thalhah bin Ubaidillah, Zubbair bin Awwam. Dan tentu saja Ali bin Abi Thalib. Lalu para pejuang Indonesia yang merintis kemerdekaan adalah golongan pemuda. Merekalah yang mendesak para pembesar negeri ini untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mereka pulalah yang menggetarkan seluruh negeri dengan pekikan semangat juang.

Merekalah pemuda pilihan yang namanya terukir indah dalam lembaran sejarah umat manusia. Jiwa mereka mencerminkan karakteristik pemuda pilihan. Pemuda pilihan Allah. Tidakkah kita ingin seperti mereka?

Suatu siang di bulan April
13 April 2008 (10:40)

Sunday, April 6, 2008

Teruntuk Dirimu

Kuteringat, tiga setengah tahun yang lalu. Saat kumulai mengenal dirimu. Saat kita memulai kebersamaan ini, memikul amanah yang sama. Kuingat saat itu, ketika kita bersama-sama berlari dari kelas ke kelas, menyebar undangan dan narikin iuran untuk buka bersama. Lucu sekali kita saat itu. Saat itu, kuhanya menganggapmu teman.

Ketika kelas XI, tak kusangka, ternyata kita sekelas. Ditambah lagi, dengan amanah baru yang kita dapat, yang semakin “memaksa” kita untuk dekat. Dan aku pun semakin mengenal dirimu. Lebih dekat.

Selama itu, mulai kurasa benih-benih itu. Benih-benih cinta yang mulai bersemi di hatiku. Aku mulai merasakan makna kebersamaan ini. Kebersamaan yang kian indah hingga kelas XII. Saat-saat kita menangis dan tertawa bersama, saat-saat kita bahu-membahu. Sungguh indah untuk kukenang.

Kau. Aku tak tahu kau menganggapku apa. Aku pun tak tahu bagaimana perasaanmu padaku. Namun aku, aku ingin menganggapmu sahabat. Tapi aku takut kau tidak menginginkanku. Karena kutahu, kau punya hati yang lain. Kau memiliki ikatan dengan orang lain. Membuatku cemburu. Membuat hati ini pilu. Tak kuat kutatap kalian yang tertawa mesra. Hati ini menangis melihat kalian berjalan bersama. Ya Allah, ampunilah diriku… Jangan Kau biarkan setan menguasai diriku.

Tiga tahun bersama, ditambah setengah tahun lagi. Yah, hingga kini pun kita masih bersama. Namun kini kita tak lagi sekelas. Kau berada jauh di sana. Saat itulah aku semakin tahu bahwa aku menyayangimu, mencintaimu. Jarak yang jauh memisahkan kita, membuatku semakin merindumu. Hanya sesekali saja kita dipertemukan, hanya sesekali kudapat rasakan kehangatan di sampingmu. Sungguh aku rindu...

Tiga setengah tahun kita bersama. Namun hingga saat ini, aku belum berani mengutarakan perasaanku padamu. Perasaan yang terdalam, perasaan yang tulus dari lubuk hati. Suatu hari nanti, kuharap kudapat ungkapkan padamu. Bahwa aku mencintaimu. AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH!! Ana uhibbuki fillah, yaa ukhti! Insya Allah...

22 Maret 2008 Aku yang mencintaimu dalam hati, aku yang memendam rindu padamu.. Semoga jalinan cinta di antara kita terus berlanjut hingga kita dipertemukan kembali olehNya di surga. Amin

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)