Thursday, November 27, 2008

Surat Cinta di Penghujung SPUTNIK 2007


Beberapa waktu yang lalu aku membuka-buka kembali setumpuk atribut SPUTNIK, Ospek Fakultas Teknik 2007 saat aku diterima menjadi MABA di tahun itu. Kemudian mataku menangkap secarik kertas kecil berbingkai pink-ungu-biru yang membawa anganku kembali ke masa-masa indah SPUTNIK dahulu. Yah, itulah surat cinta yang diberikan oleh kakak-kakak pemandu rangerku, Ariane, di penghujung penutupan SPUTNIK 2007.

----



Teruntuk adek2ku cendekiawan muda, calon2 engineer,

Pembaharu bangsa, penyalur aspirasi rakyat, calon2 pemimpin bangsa.

In memorian………….

Ranger Ariane (memang tiada duanya!!!)

Kita pernah sana sama belajar.

Kita pernah sama sama sedih. Kita juga pernah sama sama ceria. Kita pernah sama sama berjuang melawan ego kita masing masing. Tapi kita juga pernah saling berbagi.

Ada egois, ada pesimis ada juga optimis.

Semua itu hanya kepingan kecil dari apa yang terjadi dalam hidup ini. Perjuangan masih panjang teman….


Teman, layang layang dimainkan dengan tegak, bukan dengan menunduk

Layang layang diterbangkan bukan dengan wajah ke bawah

tapi dengan menatapnya ke angkasa

Teman, jangan pernah berhenti mengepakkan sayapmu

biarkan cobaan dan ujian membuatmu kuat

biarkan dahsyatnya badai membuatmu tangguh

biarkan jiwa jiwa sabar membuatmu semakin gesit

Masih ada berjuta daun harapan yang menanti kita pungut

Masih banyak daun daun impian berserakkan yang menunggu kita rajut

Percayalah, akan selalu ada “petunjuk” dalam setiap langkah kita

menapaki hidup ini

Cari, gali dan temukan petunjuk itu, sebab saat kita percaya

maka “petunjuk” itu akan datang tanpa disangka sangka


With love Pemandu Ariane

----


_Suatu hari saat kumerindu masa itu...

Rumah yang Sering Didatangi Malaikat

“Tadi Anda menjelaskan tentang kaitannya ilmu dengan agama, yaitu bagaimana kita sebagai seorang calon insinyur (baca: arsitek) bisa mengaplikasikan ilmu yang kita pelajari berlandaskan agama. Nah yang ingin saya tanyakan, ehm...sebetulnya agak menyimpang sih, saya hanya ingin menanyakan bagaimana sih sebenarnya rumah yang Islami? Ehm.. rumah yang sering didatangi malaikat? ” tanya seorang temanku. “Nah, kaitannya kita sebagai seorang arsitek yang nantinya bakal mendesain rumah... Hm, ciri-ciri rumah yang sering didatangi malaikat itu rumah yang seperti apa ya? Terima kasih,” lanjutnya menanggapi paper ‘Kaitan Aqidah dan Akhlak dengan Ilmu’ yang aku paparkan beberapa menit yang lalu.


“Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya,” jawabku tersenyum. “Kalau menurut saya, rumah yang Islami adalah bukan tergantung seperti apa bentuk ataupun desainnya. Bukan pula tergantung pada besar tidaknya rumah tersebut, atau seberapa mahal bahan bangunannya. Tapi, rumah yang Islami, rumah yang sering datangi malaikat adalah rumah yang penghuninya adalah orang-orang yang sholeh. Mereka yang rajin mendirikan shalat, melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, mereka yang saling berkasih sayang antar penghuninya. Mau semahal apapun sebuah rumah, mau kayak istana yang terbuat dari emas permata, kalau keluarga yang menghuninya tidak harmonis, tidak pernah shalat, mengaji... tidak akan ada gunanya. Walau terbuat dari gedhek beratapkan ijuk sekalipun, jika penghuninya adalah ahlul ibadah, itu jauh lebih baik.”


“Jadi sekali lagi, rumah yang sering didatangi malaikat bukan berdasarkan seperti apa desainnya. Rumah yang sering didatangi malaikat adalah rumah yang penghuninya senantiasa beribadah dan memujaNya. Demikian penjelasan dari saya. Apa ada sanggahan?” lanjutku.


“Tidak, terima kasih,” jawab sang penanya.


Diskusi pun dilanjutkan dengan tema dan pertanyaan yang berbeda-beda. Kemudian di akhir diskusi, sang dosen menanggapi.

“Rumah dibangun untuk mendukung keharmonisan antar anggota keluarga dan juga keharmonisan dengan Sang Maha Pencipta. Itulah rumah yang sering didatangi malaikat, rumah yang insya Allah dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT,” jelas beliau.


Sebetulnya, bangunan yang paling susah dan rumit bukanlah Rumah Sakit, Mall, ataupun kantor. Tapi bangunan yang paling susah adalah rumah tinggal. Mengapa? Itu karena rumah tinggal bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk berteduh para penghuninya, tapi lebih dari itu. Rumah tinggal, dalam konteks Islam, merupakan tempat berkumpulnya keluarga, tempat berkasih-kasihan di antara mereka. Sebagai tempat menjalin kedekatan di antara mereka, membangun keluarga yang sakinah ma waddah wa rahmah (keluarga yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan kerahmatan). Saat ini banyak orang yang menganggap rumah sekadar sebagai tempat istirahat. Pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor atau kampus. Baru pulang kembali ke rumah dalam keadaan lelah pada malam hari. Saking lelahnya, kadang tidak sempat bertegur sapa atau bahkan bertemu dengan anggota keluarganya yang lain. Sepenting apakah kuliah, rapat, mencari nafkah atau bahkan pengajian sekalipun hingga mengorbankan kedekatan dengan keluarga? Sungguh miris.


Selain itu, rumah yang digunakan untuk kebaikan akan selalu memancarkan cahaya. Rumah yang sering dipakai untuk pengajian misalnya, insya Allah akan mengundang malaikat untuk menemani para penghuninya. Malaikat akan dengan suka rela mendoakan para penghuninya.

Dan semoga kita juga begitu. Amin.


Jum’at, 21 November 2008

- usai kuliah agama-

Road to Desain Puskesmas I

Sret.. srett… (nyoret..)

Nyut.. nyutt… (nyetip..)

Srett,,, srett….. (nyoret…)

Nyutt… nyuttt.. (nyetip…)

“Ah desainnya kok nggak jadi-jadi sih..” keluhku. Sudah sejak berminggu-minggu yang lalu, kurang lebih sebulan lah, desain Puskesmas Tegalrejo untuk tugas Studio-3, belum jadi juga.

“Huh, pusing…”

“Gak ada ide nih”

“Stress…”

“Capek..”

“Ngantukk… nggak kuat..”

Itulah sedikit banyak keluhan yang keluar dari mulutku di sela-sela menggarap studio. Tapi bener deh. Udah berminggu-minggu desain fix-nya belum jadi juga. Bentukan massanya aneh banget, jadi mau nggak mau harus diubah lagi, maklum, belum di-acc sama dosennya. Dan parahnya lagi, zoning dan denah penempatan ruangnya kacau berat! Nggak banget deh!! Cuma kayak asal templok aja. Emangnya puzzle, Dwin??

Duh, beneran nih! Kenapa belum juga ada ide yang keluar ya ?? Ku harus nunggu sampai kapan?? (Dan sampai kapan kamu akan berdiam diri terus, Dwin??) Huhuhhuuu… somebody give me inspiration, please…

“Gimana mbak?” tanya dosenku.

“Hm, bingung Pak.. “ jawabku menghela napas.

“Wah lha piye? Besok Selasa udah harus jadi lho. Nanti asistensi satu persatu sama saya”.

“Iya Pak…. (Oh my God..T.T)”

Piye ki.. Ya Allah bantulah daku…

(to be continued..)

Kamis, 20 November 2008

Usai studio-3,,,

Thursday, November 20, 2008

Tips Biar Nggak Ngantuk

Sering merasa lelah pas kuliah? Atau bahkan ngantuk hingga tertidur saat dosen menerangkan kuliahnya? Pasti itu merupakan hal yang tak asing lagi bagi kebanyakan dari kita. Hm, ada apa ya? Nah, kebetulan nih aku habis bedah buku “SUPER HEALTH Gaya Hidup Sehat Rasulullah” karya Egha Zainur Ramadhani. Entah di halaman berapa, ada tips buat kita-kita yang sering merasa ngantuk saat kuliah atau beraktivitas lainnya di siang hari. Mau tau? Nih aku kasih sedikit ilustrasi. Simak deh!


1. Segeralah bangun begitu mata sudah terbuka. Jangan turuti keinginan untuk tidur kembali, meskipun masih merasa ngantuk. Buka matamu, angkat kepala dan tubuhmu dari atas tempat tidur.
2. Begitu bangun, segeralah mengambil air wudhu untuk menyegarkan wajahmu. Lebih baik lagi kalau dilanjutkan dengan mandi pagi, biar lebih segar! Selain itu, mandi pagi baik untuk kesehatanmu.
3. Di pagi hari, kalau kamu ngantuk, jangan tidur lagi deh! Tapi cobalah untuk rehat dengan duduk atau berdiri, sambil menghirup napas dalam-dalam beberapa kali. Kemudian lanjutkan dengan tilawah Al Qur’an. Oiya, sebagai catatan, saat rehat jangan sambil bersandar ya, karena itu justru akan membuatmu merasa ngantuk.
4. Kondisikan lingkungan di sekelilingmu menjadi terang.
5. Ciumlah wewangian untuk membuatmu merasa lebih segar, dan cobalah mendengarkan suara-suara, misalnya sambil mendengarkan murottal.
6. Jangan minum kopi atau minuman sejenisnya, karena minuman seperti itu tidak melatih dan juga bisa menimbulkan ketergantungan.

Nah begitulah sedikit banyak tips yang aku baca dari buku itu. Bisa dicoba tuh! Siapa tahu berhasil! Hehe.. selamat mencoba yaa... ^;^

Rabu, 19 Nov 2008 (19:30)

Mata Yang Begitu Berharga

Akhir-akhir ini aku mulai merasa mataku (lagi-lagi) kumat. Minusnya nambah. Trus kemarin abis minum kopi, mataku mulai ‘cekot-cekot’. Pulang kuliah kemarin juga gitu. Kebetulan waktu itu pulang siang, pas lagi panas-panasnya tuh, pokoknya matahari lagi terik-teriknya. Silau banget. Ternyata mataku nggak kuat. Rasanya perih banget seperti ditusuk-tusuk, jadi merem melek gitu. Tapi alhamdulillah aku selamat juga sampai rumah. Belum lagi beberapa waktu yang lalu juga tuh, beberapa kali pas hujan deres banget, mataku kemasukan air. Gak tahan! Kedip-kedip mulu. Jadi pingin merem terus. Ya udah tawakal aja, mudah-mudahan aja nggak nabrak, gitu pikirku. Pernah juga tuh pas hujan deres, pas malem-malem lagi. Udah merem melek, trus mataku kalo malem emang rada ra cetho ngono. Ha...lha piye donk?? Bismillah aja deh. Hehe...

Wah, aku baru inget. Udah bertahun-tahun aku nggak kontrol mata. Padahal mataku kan rada sensitif gitu. Perlu penanganan ekstra, hehe... Trus kapan ya aku kontrol mata? Dari dulu selalu aja ada alasan menunda-nunda kontrol, ampe bertahun-tahun coba??? Duh Dwin, mata adalah amanah Allah. Bersyukur punya mata, meskipun rada bermasalah gitu, tapi kan masih normal. Kalo matamu nggak dirawat gimana jadinya Dwin? Ingat, betapa berharganya mata yang kamu punya. Udah berapa banyak manfaat yang kamu dapat, udah berapa banyak kemudahan, dan udah berapa banyak kebaikan yang kamu dapat dengan matamu itu? Mungkin sekarang kamu bisa mengganggap itu sepele. Tapi...?? Sungguh, kesehatan jasmani dan kesempurnaan kerja alat-alat tubuh kita adalah nikmatNya yang amat luar biasa. Tak akan ada yang bisa mengganti ‘onderdil’nya barang satupun. Karena semua onderdilnya yang paling sempurna adalah dari pabriknya yaitu dari Allah.
Ya udah buruan Dwin, ke dokter. Kontrol mata. Mahal? Emang mahal, tapi mau gimana lagi? Daripada sakit? Kan lebih mahal lagi. Ayo, tunggu apalagi. Kalo diundur-undur ntar gak sempet lagi. Ayo...

_19 Nov 2008 (19:04)_
Saat ku belum juga ke dokter mata

Wednesday, November 19, 2008

teringat temanku

Aku tak tahu apa yang sedang kupikirkan hingga tiba-tiba kuteringat salah seorang temanku. Salah seorang teman yang pernah cukup dekat denganku. Tapi kini entah bagaimana kabarnya. Aku tidak tahu. Bukannya tidak bisa menanyakan kabarnya. Tapi entah mengapa hati ini merasa berat untuk sekadar mengetik SMS, mengirim comment atau apalah.

Aku tak tahu Tuhan. Aku tak tahu ada apa dengan diriku. Apakah aku takut? Takut pada siapa? Takut pada dia? Tapi kenapa? Apakah karena kami berbeda? BODOH!! Apa yang kamu pikirkan Na?? Tapi sungguh, Rabbi...

Aku sedih. Tak tahu sedih kenapa. Sedih dengan keadaan ini? Mungkin. Setiap kali kuteringat padanya, aku ingin sekali menangis. Menangis menumpahkan kepenatan hati.

Ah, apa sih yang sebenarnya kuinginkan? Inginkah aku, dia kembali seperti dulu? Tidak. Itu sungguh egois. Aku tidak boleh begitu. Aku, hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya. Apapun itu. Meski kami tak bisa lagi seperti dulu.

Maafkan aku Rabbi. Maafkan aku teman. Sungguh aku terlalu egois menjadi temanmu. Semoga kau selalu dilindungi dan dirahmati oleh Allah. Dan semoga suatu saat nanti, jika Allah mengizinkan, kita bisa berjumpa kembali dalam keadaan yang lebih baik. Amin


__19 Nov 2008 (10:09)__
Aku yang selalu mengharapkan bimbinganNYA

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)