Friday, January 23, 2009

Makanan Mahal

Beberapa hari yang lalu aku ke rumah nenek. Seperti biasa aku ditawari makan.
“Mau makan apa, Mbak?” tanya pramurukti yang bekerja di tempat nenek.
“Terserah, Mbak..” jawabku.
“Dibeliin ayam apa lele?” tanyanya lagi.
“Hm, ayam juga boleh…”
Kuwi ono oseng nek gelem..” kata nenek menimpali.
“Iya yangti…” jawabku, “ emang ada oseng apa Mbak?“
“Oseng kacang panjang.. tapi nggak enak Mbak, itu kan makanannya eyang. Gulanya kan nggak pake gula biasa, gulanya pake gula orang tua..” kata mbak pramurukti.
“Iya ya? Tapi aku malah suka tuh Mbak.. hehe.. malah enak… lagian kan mahal tuh… haha…” candaku.
Haha, bercanda… tapi emang kok, aku malah suka tuh pake gula diet kayak punya nenek. Bukan karena mahal (haha..) tapi emang aku nggak terlalu suka bumbu yang berlebihan di lidahku. Segitu aja udah cukup kok. Hehe.. lagipula lebih sehat… mantap!!!


Kamis, 22 Jan 2009 (22:12)
Just an intermezzo story
(baca: cuma cerita selingan, haha)

Bolehkah Aku Pergi Sejenak?

Selasa malam dua hari yang lalu, telpon rumah berdering. Rupanya telpon untukku dari teman sesama ADS. “Dwin, ada acara Bina Remaja Muslim diadakan oleh LDKnya UNS untuk siswa-siswa SMA. Acaranya di Solo, dari tanggal 24-26 Januari 2009. Dan kebetulan SMA3 mengirim beberapa ikhwan dan akhwat. Nah, aku butuh bantuanmu mendampingi akhwat-akhwat SMA3.”

Sesaat aku terdiam. Bingung. “Duh mendadak banget, kok ya pas aku lagi banyak kerjaan gitu lho…” batinku. Aku pun teringat dengan banyaknya amanah yang belum ku selesaikan.

“Gimana Dwin? Tolong dipertimbangin. Ini lahan dakwah untuk kita,” lanjutnya.

Sekali lagi aku terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
“Aku usahakan ya. Tapi aku nggak janji, karena ada banyak amanah yang belum terselesaikan. Dan kebetulan mas’ulku juga nggak ada di Yogya tanggal segitu…” jawabku kemudian.

“Tapi tolong dipertimbangin Dwin. Soalnya nggak ada orang lain lagi…” pinta temanku.

“Insya Allah… aku usahakan untuk segera merampungkan pekerjaanku. Dan aku coba izin dulu ya sama teman-teman… tapi sekali lagi, aku nggak janji ya…” balasku.


­----

Untuk beberapa saat lamanya aku terdiam. Masih bingung dengan apa yang harus kuputuskan. Dilema.. seperti biasa. Ah bingung.. sebenarnya aku ingin sekali mengiyakan permintaan temanku itu. Kebetulan aku sedang butuh suplai energy untuk mencharge tangki keimananku. Aku butuh merefresh kembali pikiran dan hatiku. Tapi amanahku?

Ah, aku ingin sekali-kali pergi. Pergi meninggalkan semua ini. Bukan pergi meninggalkan amanah. Namun sekedar istirahat sejenak, mencari sesuatu yang hilang. Melepas dahaga.. mengembalikan energy dan kekuatanku yang semakin melemah. Ah, bolehkah aku pergi? Bolehkah aku pergi sejenak saja?

Hati ini terus saja mendorongku untuk pergi. Hingga akhirnya kuputuskan saja untuk pergi. Bismillah… Nah, kalau memang mau pergi, aku harus konsekuen. Aku harus selesaikan dulu apa yang jadi tanggunganku. Selesaikan Dwin!! Selesaikan!! Dan tentunya tak lupa aku izin pada para “bos”ku,, hhe…

“Boleh nggak aku pergi keluar Yogya akhir pekan ini?” ketikku di layar handphone Siemens A55 milikku. Sending message to…. *****

Tak berapa lama pun sang resipien membalas. “Nggak masalah kok Dwin, yang penting jangan lupa kamu cari wakil selama kamu pergi.”

Oke, sip.. satu udah beres Alhamdulillah.

“Akhir pekan ini boleh nggak aku izin meninggalkan Yogya?” kembali kuketikkan sebaris kata di handphoneku untuk kukirim ke nomer yang berbeda.

“Ada apa? Mau kemana? Mau refreshing ya?” balas orang di seberang sana.

“Refreshing? Mungkin iya.. tapi yang jelas aku dapat amanah untuk mendampingi adik-adikku.. hm, tapi aku bingung…” balasku kembali.

“Udah pergi aja, untuk yang di Yogya insya Allah nggak ada tanggungan kok. Kita selesaikan nanti kalau sudah balik lagi ke Yogya,” balasnya meyakinkanku.

Ah, Alhamdulillah.. terima kasih teman-teman. Aku akan pergi untuk ‘refreshing’ (baca: menata hati dan pikiranku, menambah energy dan suplai keimananku), pergi untuk menuntut ilmu, pergi untuk mencari kekuatan. Pergi meninggalkan Yogya…

Semoga perjalananku ini diberkahi oleh Allah. Dan semoga sekembalinya aku dari sana, aku bisa menjadi manusia yang lebih baik. Dan semoga semuanya berjalan lancar saat aku pergi… Bismillah.. aku titipkan semuanya padaMu Allah….

Kamis, 22 Jan 2009 (21:40)
Bolehkah aku pergi sejenak?

Gencatan Senjata

Saat ini sedang terjadi gencatan senjata antara Palestina (HAMAS) dengan Israel Laknatullah. Entah sampai kapan. Katanya sih satu minggu. Tapi wallahu ‘alam…

Sebenarnya aku ikut senang dengan adanya gencatan senjata tersebut. Tapi aku ragu, sangat ragu bahwa itu akan berhasil. Bahkan aku yakin seyakin-yakinnya para Hizbusy syaithon (baca: pengikut setan) itu takkan berhenti memerangi rakyat Palestina hingga tak tersisa satu pun di tanah suci kaum Muslimin tersebut. Dalam Al-Qur’an pun sudah jelas disebutkan bahwa mereka, kaum Yahudi tak kan berhenti memerangi kaum Muslimin hingga mereka menjadi pengikutnya. Begitulah sunnatullahnya, yang akan terus berlangsung hingga kiamat datang.

Untuk saudara-saudaraku di Palestina yang tetap gigih mempertahankan tanah suci Yerusalem, yang tetap gigih melindungi Masjidil Aqsa, yang tanpa lelah memerangi pejajahan kaum Yahudi Israel, yang senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan, yang menjadikan do’a dan dzikir sebagai amunisi, yang menjadikan keimanan sebagai tameng, yang menjadikan takbir sebagai pedang…. Janganlah kalian bersedih, janganlah kalian berputus asa… Sesungguhnya Allah akan selalu bersama kalian… dan apalah yang harus ditakutkan kalau Allah bersama kita? Laa tahzan innallaha ma’ana…

ISLAM NEVER DIE!!!


Kamis, 22 Jan 2009 (20:44)

Sunday, January 18, 2009

WE WILL NOT GO DOWN

(Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight



All Music and Content Copyrighted. All rights reserved. © 2009

Saat Harus Memilih

“Mbak nggak bisa kasih keputusan, semua ada di tanganmu. Mbak cuma bisa bantu mengarahkan…” kata mbakku. “Sekarang, coba kamu pertimbangkan lagi dengan matang. Pertimbangankan semuanya. Pikirkan kembali, manakah yang lebih prioritas, lahan mana yang lebih membutuhkanmu. Tulis, jabarkan dalam sebuah tulisan. Tulisan itu, insya Allah akan membantu menjawab kebingunganmu. Dan nantinya, kalau sudah selesai, kamu bisa berikan tulisan itu pada Mbak, insya Allah Mbak bantu mengarahkan.”

Ah, dilema… saat harus memilih satu di antara dua pilihan. Pilihan yang sama-sama berat, yang tidak bisa diputuskan dengan sekejap mata. Penuh pertimbangan.

Ah, dilema… keadaan yang sangat tidak aku sukai. Namun pastilah akan selalu dialami oleh anak Adam, karena itu memang merupakan sunnnatullah.

Ah, dilema… aku tak suka ini. Namun mau tak mau harus tetap ada pilihan. Tidak bisa tidak, harus!! Karena memang harus ada prioritas amanah.

Telah lama aku terlibat dalam konflik batin. Memang salahku sendiri sih, dulu secara iseng aku menceburkan diri dalam sebuah lahan baru yang menyebabkan aku kini terjebak di dalamnya. Yah, akhirnya aku pun terjebak dalam dualisme amanah.

Sebenarnya bukan masalah ketika kita mempunyai dua amanah, bahkan tak jarang orang-orang tangguh yang mempunyai amanah yang lebih dari tiga. Namun biar bagaimanapun, sebanyak apapun amanah yang kita punyai, haruslah tetap ada prioritas.

Ah Rabbi, aku bingung… aku bingung dengan apa yang harus kupilih. Sebenarnya dulu telah ada keputusan, namun karena suatu hal, mau tak mau aku harus kembali berpikir.

Ah, sampai kapankah akan beginin terus? Mereka menunggu keputusanku. Dan aku sendiri pun juga tak mau terus-terusan begini. Batinku tersiksa. Energiku telah banyak tersita memikirkan hal ini. Cukup sudah!! Aku harus segera membuat keputusan. Segera, namun penuh pertimbangan. Bantulah aku, Rabbi.. bantulah aku membuat keputusan, keputusan yang terbaik insya Allah. Keputusan yang tidak akan menyakiti pihak manapun. Pilihkan aku yang terbaik, dimanapun itu. Aku yakin dengan keputusanMu, karena hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui, mana yang terbaik untuk hamba-hambaMu. Pilihkan aku tempat untuk aku bisa semakin mencintaiMu.

Semoga Allah memudahkan langkah ini. Amin..

Ahad, 17 Jan 2009 (15:29)
Saat aku harus menunaikan shalat istikhoroh

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)