Sunday, July 6, 2008

Ich und Deutsch

Aku bisa bahasa Jerman? Nggak juga. Tapi entah mengapa banyak temanku yang suka berkonsultasi alias meminta bantuanku untuk mentranslate dari dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman ataupun sebaliknya. Dan request yang mereka ajukan pun terkadang suka aneh-aneh. Mana bahasanya belibet lagi! Lha gimana enggak? Bahasa Indonesia terkadang suka dibikin belibet, jadi mana bisa kalo harus ditranslate “plek” ke bahasa Jerman? Duh..

Pernah suatu ketika, ada orang yang yang tak kukenal mengirim SMS padaku. Sebut saja namanya D. ternyata, D adalah kakak salah seorang temanku. Dalam SMSnya, dia meminta tolong padaku untuk mentranslatekan beberapa alias banyak kalimat ke dalam bahasa Jerman. Namun ternyata kalimat-kalimat itu merupakan kalimat yang kurang akrab bagiku. Gimana enggak? Kalimat-kalimat itu merupakan bagian dari Kata Pengantar sebuah skripsi. Duh! Akhirnya , dengan membuka-buka kembali kamus Indonesia-Jerman ibuku, dan meminta bantuan orang tuaku, serta mengandalkan sedikit ‘insting’, aku membantu D menyelesaikan tugasnya.

Pernah pula aku hampir dibuat menangis oleh seorang temanku. Gimana enggak? Salah seorang teman SMAku yang berbeda kelas, malam-malam mengunjungiku untuk memintaku mentranslatekan tugas bahasa Jerman. Padahal saat itu aku sedang mati-matian menyelesaikan tugas maketku. Tapi aku mengalah dan membantu temanku itu, toh nggak lama-lama, pikirku. Namun ternyata, jauh di luar dugaan, temanku begitu betah bertahan di rumah. Padahal waktu sudah menunjukkan sekitar pukul sembilan malam. Aku mulai panik. Namun memang dasarnya aku yang penakut. Aku tidak tega “mengusir” temanku pulang. Menyedihkan…dan akhirnya aku hanya bisa menangis tertahan dalam hati dan berdo’a semoga temanku cepat pulang.

Selang beberapa bulan kemudian, saat aku sudah tidak lagi menyentuh pelajaran bahasa Jerman, adik kelasku mendatangiku yang kebetulan berkunjung ke SMA (udah alumni bo’! ^;^). Dengan rayuan gombalnya sebagai basa-basi, mereka meminta bantuanku untuk membuatkan sebuah drama (baca: percakapan) dalam bahasa Jerman. Eits…mereka ini! “Oke,” kataku. Namun aku mengatakan pada mereka bahwa aku hanya akan sekedar membantu mentranslatekan kalimat-kalimat yang sulit. Selebihnya mereka harus berusaha sendiri. Berikut cuplikan SMS yang mereka kirimkan padaku.
“Mb, qt uda bikin, tp uda mentok nyampe sini, mhn bantuannya.
>Hr ni qt baru masuk skulah
>Uda kenal sama tmn2nya blum?
>Skrg kenalin diri kalian msg2
>Apa cita2 kalian?
Maav ngrepotin. Danke schon.” (16 Juni 2008 10:49)
Setelah proses berpikir yang cukup memusingkan, aku membalas SMS itu. Namun setelah itu mereka kembali menanyakan kalimat lain. Dan aku pun membalas.
“Die Glocke hat gelauten. Jetzt haben wir Pause. Dann gehen wir zum Schulhof.”

Dua hari kemudian, giliran teman SMAku mengirim SMS padaku. SMS yang hingga kini belum kubalas.
“Mw mnta tlg..artinya kalimat ini ap y? Terima lasih
Einigkeit und Recht und Freiheit Füs das deutsche Vaterland
Einigkeit und Recht und Freiheit Sind des Glukkes Unterpfand
Danach laßt uns alle streben
Brüderlich mit Herz und Hand
Bl h im Glanze dieses Gl kkes Bl he, deutsches Vaterland”
Begitulah SMSnya. Ada yang bisa membantuku mengartikannya ke dalam bahasa Indonesia?

Fyuuh..pusing aku! Capek! Masih ada yang mau bertanya padaku? Tak usah sajalah.. Kan sebenernya tuh yang pinter bahasa Jerman itu bukan aku. Tapi orang tuaku..jadi kalo mau tanya aja langsung sama mereka! Hahaha..^;^

Hm, ngomong-ngomong nih..aku jadi teringat sebuah cerita konyol. Cerita saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Entah bagaimana permulaannya, aku dengan PDnya membuka les-lesan privat bahasa Jerman untuk teman-teman sekelasku. Dibilang les juga enggak sih, dibayar aja kagak! Itu kan hanya sekedar iseng-isengannya anak SD! Hehe..dasar Dwinna! ^;^

Senin, 30 Juni 2008
-saat di rumah cuma berempat ajah..-

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)