Saturday, October 2, 2010

Luka Hati

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 19 Januari 2008, aku mendapatkan luka-luka pada beberapa bagian tubuhku. Memar berwarna kebiru-biruan banyak membekas di kakiku. Ya, hari itu aku dan seorang temanku -sebut saja N- yang membonceng di belakang, terjatuh dari New Smash 110cc kesayanganku setelah menabrak pick up yang tiba-tiba berbelok. Alhamdulillah…ucapku dalam hati. Untung hanya memar di kaki. Dan aku pun sangat senang ketika kuketahui bahwa N baik-baik saja.

Setelah perasaanku sedikit tenang, kami melanjutkan perjalanan. Namun karena masih tegang, kusuruh N untuk membonceng temanku R yang kebetulan tidak ada yang memboncengnya. Mesin dinyalakan, dan kami pun meneruskan perjalanan kami yang sempat tertunda. Menuju ke sebuah penginapan di Kaliurang. Makrab SOSMAS.

Hari ini sudah memasuki bulan kedua tanggal enam. Memar “kenangan” sudah jauh-jauh hari kulupakan, bahkan beberapa saat setelah peristiwa itu, rasa sakitnya sudah hilang. Ah begitu mudahnya luka pada tubuhku sembuh pikirku. Namun mengapa luka hati susah untuk disembuhkan? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul.

Luka hati, kan begitu lama terendap dalam diri. Hati yang luka, hati yang sakit, mengapa tak semudah menyembuhkan luka-luka biasa? Bahkan terkadang ia akan terasa semakin menjadi. Semakin sakit dan terluka. Semakin membutakan mata, menulikan telinga, serta melumpuhkan segalanya. Tidak, bukan! Bukan mata yang buta, bukan pula telinga yang tuli. Hatilah yang buta. Hatilah yang menjadi kotor. Itulah hati yang sakit, hati yang terluka.

Sesungguhnya, penawar hati yang luka adalah kecintaan padaMu. Obat hati yang sakit adalah kepasrahan kepadaMu. Obat yang begitu mudah dicari, namun mengapa begitu sulit aku mendapatkannya? Mungkinkah diri ini begitu kotor, Rabbi?

Coba renungkan, Cinta…

Sudah berapa lama kau tinggalkan baca Qur’anmu?

Sudah berapa lama shalat sunnah kau lalaikan?

Sudah berapa lama shalatmu jauh dari kekhusyukan?

Sudah berapa lama kau tidak merasakan manisnya berpuasa sunnah?

Sudah berapa lama, Cinta?

(Oh Rabbi, sungguh aku begitu kotor dan hina. Diri ini terlalu busuk untuk dapatkan cintaMu. Diriku seolah tak pantas menghadap diriMu yang Agung.)

(Rabbi, aku ingin sembuhkan luka hati ini. Aku tak rela syaithan terkutuk tertawa puas melihat keadaanku yang hina ini.)

(Rabbi, aku rindu merasakan manisnya kebersamaan denganMu. Aku rindu dengan belaian tanganMu yang senantiasa menguatkan jiwa ini.)

Hati yang merindu

07 Februari 2008 (00:31)

2 comments:

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)