Bulan-bulan menjelang Ramadhan dan sesudahnya, kelihatannya
menjadi bulan-bulan tersibuk laskar walimah. Laskar walimah? Ups, maaf… aku lupa memperkenalkan diri.
Salam kenal, aku adalah seorang aktivis laskar walimah.
Laskar walimah sebenernya cuma sebuah istilah, akal-akalan dari
seorang temen untuk melabeli mereka yang rajin menyambangi satu walimah ke
walimah lainnya, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Nggak peduli seberapa jauh
jarak yang mesti dilalui, nggak peduli waktu yang harus ditempuh. Selama masih
bisa, berangkat! Begitulah prinsip para laskar walimah, mereka-mereka yang bukan
lagi rajin tapi hobi memenuhi undangan walimah dengan berbekal keyakinan, “Nggak
papalah bersabar sebagai aktivis pendatang walimah, sebelum nantinya jadi orang
yang didatangi….”
---
Sebenernya kalau dibilang rajin banget sih enggak juga, tapi
entah kenapa temen-temen melabeliku sebagai orang yang hobi banget datengin
walimah. Sampai-sampai dengan ekstrimnya salah seorang temen membercandaiku
begini, “Kalau Dwinna nggak dateng, walimahnya nggak afdhol.”
Paraaaahh, teori yang super sesat… -__-
Awalnya saat masih berstatus mahasiswa, aku bukan orang yang
rajin banget banget dateng walimah. Selain undangan yang emang belum sebanyak
sekarang, kesibukanku di kampus cukup menyita waktu dan perhatian. Padahal,
nggak sedikit undangan yang kuterima. (Maaf
beribu maaf buat temen-temen yang undangannya tidak berhasil aku penuhi….) Nah, pasca lulus kuliah
barulah aku memulai kiprah sebagai aktivis laskar walimah. Aku pun mulai rajin menghadiri walimah. Yah, anggep aja sebagai
wujud rasa bersalahku.
Selalu kutekankan pada diri sendiri untuk berusaha memenuhi
undangan. Selama masih diberi kesehatan dan kekuatan, tidak alasan untuk nggak
dateng (toh masih di Pulau Jawa, deket
ini…). Biar nggak nyesel atau
ngerasa bersalah kemudian. Tapi emang sih, tetep ada pertimbangan-pertimbangan lain
semisal budget, kesesuaian waktu, ada
enggaknya barengan, dan lain-lain.
Well, aku percaya
di dunia ini berlaku hukum karma. Dalam artian begini, kalau kita suka berbuat
baik pada orang lain, insya Allah kita pun akan diperlakukan baik pula oleh
orang lain. Sementara kalau kita hobinya bikin orang nelangsa, jangan kaget
kalau suatu ketika kita dapet perlakuan serupa dari orang lain. Pernah kebayang
nggak sih, udah susah-susah bikin acara, eh yang diundang pada nggak dateng? Aku
jelas nggak mau dong kalau besok tiba giliranku yang nyebar undangan, eh malah
pada nggak dateng. Bisa banjir air mata tujuh hari tujuh malem tuh! So, kalau masih bisa dateng undangan
walimahan, kenapa enggak?
Selain itu, kebaikan-kebaikan dari mendatangi undangan
walimah kukira nggak sedikit kok. Berikut ini sedikit dari yang berhasil
kutemukan. Let’s have a look!
- Dengan mendatangi undangan walimah, kita berarti
telah memenuhi hak saudara kita. Memenuhi undangan itu merupakan akhlak
sesama muslim kan?
- Dapet keberkahan dan pahala silaturahmi. Nggak
cuma silaturahmi dengan mempelai dan keluarganya aja, tapi juga dengan
tamu-tamu lainnya. (Aku jadi saksi
hidup yang merasakan efek silaturahmi dari ngedatengin walimah. Nggak
jarang pake banget, aku dapet temen baru gara-gara dateng walimah…. :P)
- Kedatangan kita merupakan kebahagiaan bagi si
pengundang. Membuat orang lain bahagia itu berpahala kan?
- Ceritanya nih, si pengundang bahagia dengan
kedatangan kita, terus mereka berdoa sama Allah semoga kita-kita yang
masih single ini segera nyusul.
Eh siapa tau diaminin malaikat, lumayan kan?
- Selain itu, kalau kita mendoakan kebaikan bagi
orang lain, maka doa itu akan berbalik pada kita. Wah, siapa yang nggak
mau?
- Dapet makan gratis. (Ups, ketulis…)
Haha maaf maaf, kalo yang satu ini sebenernya cuma cipratan rezeki
gara-gara dateng walimah, bukan tujuan utama. (Serius, aku dateng walimah bukan buat hunting makan gratis kok!
XD)
- dan lain-lain.
---
Secara pribadi, aku sebenernya punya pertimbangan lainnya.
Waktuku di sini kayaknya udah nggak lama lagi. Mumpung aku masih berada di
tanah air ini, puas-puasin deh datengin undangan walimah temen. Ntar kalau udah
berpindah posisi ke Negeri Sakura, dipastikan bakal repot kalau harus balik ke
sini buat ngedatengin walimah. Ya nggak? So,
buat temen-temen yang masih single,
ayo kapan segera menyusul? Mumpung aku masih di Jogja lho….
^o^d *pede mode: on*
Oiya sebagai penutup, ada sedikit intermezzo nih. Para
anggota laskar walimah yang masih berstatus singlewan
singlewati hampir pasti tak luput
dari pertanyaan, “Kapan nyusul?”
Wajar sih kalau pertanyaan seperti itu semakin menjadi-jadi.
Maklum, udah masuk usia siap atau layak nikah (?) versi orang Indonesia. Tapi udah,
udah…
nggak usah galau. Jawab saja begini, “Tak ada gunanya kau bertanya
padaku karena aku pun tak tahu. Hanya Allah yang tahu jawabannya….” *tsaaahh!
Dan… biarkan waktu yang
menjawabnya…. :)
Barakallah!
Jogja, June 21, 2013 17:30
Meidwinna Saptoadi
siapa lagi yang nyebar undangan emang?
ReplyDeletebanyak sih riw, temen2ku.. hehe
Delete