Monday, March 31, 2008

Catatan Seorang Bendahara II

Kamis, 20 Maret 2008

Pagi hari yang cerah. Langitnya begitu indah untuk dipandang. Udaranya yang dingin menyegarkan membelai kulitku. Pagi itu, panitia seminar akan mengadakan acara pembubaran panitia di Pantai Sundak.

Sekitar pukul enam pagi aku berangkat dari rumah menuju BEM diantar oleh ibuku tercinta. Namun sebelumnya aku mampir ke rumah tante Ani untuk mengambil kotak-kotak makan siang untuk kami makan di pantai nanti. (Gini deh kalo jadi sie konsumsi!!!)

Sekitar tiga puluh menit kemudian aku sampai di BEM. Namun entah kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak. Aku jadi malas ke BEM apalagi berkumpul bersama teman-teman. Setelah menurunkan segala ”aksesoris” alias barang-barang yang akan kami bawa, aku segera melarikan diri ke mushtek. Untuk menenangkan diri, menjauhi keramaian. Mencari kekuatan dan ketenangan batin. Menenangkan hati dan pikiranku. Mencoba mengusir setan yang membuat perasaanku galau.

Selama beberapa menit aku ”bersemedi” di mushtek. Menikmati kesendirianku, hingga tiba-tiba mbak Yuli memiskolku. Tanda bahwa kami akan segera berangkat. Ah, ya sudahlah. Kuakhiri saja ”semedi”ku. Pikirku. Toh aku sudah lumayan tenang. Bismillahirrahmanirrahim... Allahummaftahli abwaaba min fadlik, segera ku beranjak meniggalkan mushtek, menuju BEM.
Akhirnya selang beberapa menit kemudian, packing selesai. Kami berangkat menuju Pantai Sundak, dengan dua mobil (satu mobilnya mas Rendhy dan satunya lagi mobil sewaan) dan tiga sepeda motor. Mobil pertama alias mobilnya mas Rendhy berisikan enam orang makhluk, yaitu mas Slamet, mbak Alvi, Nadia, Tifa, dan aku. Dan satu lagi mas Rendhy, sebagai supir sekaligus pemilik Toyota Solluna hijau tua B 8076 SP yang kami tumpangi ini. Mobil yang satu lagi, berisikan Mbak Yuli, Bibah, Dian, Rika, Cindy, Ida, dan Tyas, disupiri oleh Pak Ketua (baca: mas WA) yang didampingi mas Eko. Sedangkan keenam bikers meliputi Ridho dan Dhika, Doni dan mas Cahyo, serta mas Hendra dan mas Ade. Kemanakah makhluk seminar yang lainnya?? Entahlah. Tanyakan saja pada air yang mengalir, ataupun pada rumput yang bergoyang. Loh??

Satu menit.. dua menit.. tiga menit..

Limabelas menit.. tiga puluh menit.. enam puluh menit.. waktu terus berputar. Namun Pantai Sundak masih belum kelihatan baunya.

Perjalanan cukup panjang. Namun kami tidak merasa bosan. Ada mbak Alvi yang menceritakan pengalaman masa kecilnya yang cukup unik. Kemudian ada Tifa yang membagi-bagikan Silverqueen. Lalu mas Rendhy dan mas Slamet begitu mesra. Ada juga si Nad yang tersipu malu memandang ke luar jendela. Dan tentu saja ada Dwinna yang keren, imut, dan lucu!! Hehe.. suasana di dalam mobil Solluna hijau ini benar-benar menyenangkan. Bagaimana dengan teman-teman di mobil satunya yah?? ^;^ lalu bagaimana pula dengan teman-teman yang naik motor? Ada Ridho yang berkali-kali iseng mengklakson kami. Ada juga Doni dan mas Cahyo yang tiba-tiba menghilang dari rombongan. Ada pula mas Ade yang meminta Nadia bertukar posisi. Lucu sekali.. semuanya lucu dan menyenangkan. Hingga aku benar-benar lupa dengan kejadian pagi tadi yang melukai hatiku.

Dua jam lebih kami berada di jalanan. Hingga akhirnya, kami pun sampai.

PANTAI SUNDAK!!

Subhanallah.. sungguh indah pantainya. Pasirnya putih berkilauan. Langitnya cerah menghangatkan suasana. Lautnya berwarna biru indah. Maha Suci Allah..

Laut pagi itu begitu tenang. Sesekali ombak-ombak kecil menari indah, menghempas bibir pantai. Mengalun indah seindah lantunan ayat-ayat suci. Warna birunya yang indah kehijau-hijauan beradu dengan buih-buih ombak nan putih bergulung-gulung. Bergemuruh, bagaikan pasukan berkuda Rasulullah saw yang perkasa.

Laut. Begitu tunduk mengikuti perintahNya. Laut tak henti-hentinya berdzikir pada Allah. Dzikir-dzikir cintanya menebar ke seluruh permukaannya. Menebarkan kedamaian bagi semesta.

---

Sesampainya di pantai, keinginan kami untuk segera menceburkan diri ke laut tertunda. Kami “dipaksa” (bercanda kok mas!!) mematuhi rangkaian acara yang sudah disusun oleh Pak Ketua SC (baca: mas Slamet). Rupanya acara pertama setelah tiba di pantai adalah games. Games pertama adalah wo dowo. What’s that? Itu adalah permainan “panjang-panjangan”. Masing-masing kelompok diperbolehkan menggunakan seluruh barang bawaannya untuk membentuk suatu rangkaian yang sangat puanjang, begitulah aturan mainnya. Dan ternyata pemenang dalam permainan ini adalah kelompok “keren” yang terdiri dari mbak Yuli, Bibah, Cindy, Rika, dan Ida. Kenapa mereka bisa menang? Karena mereka membawa benang!!! Sedangkan juara kedua diraih oleh kelompok yang membawa tali rafia, yaitu kelompok “autis” alias mas Rendhy dkk. (hix..mereka curang!!! ^;^)

Kemudian permainan kedua adalah lomba mengisi botol air mineral 1,5 liter dengan air laut hingga penuh. Masing-masing kelompok disediakan botol air mineral 500 ml yang sudah dilubangi sisi-sisinya. Jadi, mula-mula air laut diisikan ke dalam botol yang berlubang tersebut untuk kemudian dipindahkan ke botol yang besar. Begitulah!! ^;^ dan akhirnya pemenang dari tim putra adalah regu “autis” sedangkan dari tim putri adalah regu “imut” yang beranggotakan makhluk-makhluk imut : mbak Alvi, Nadia, Tifa, Tyas, Dian, dan aku. Lalu apakah hikmah dari permainan ini?

“Botol air mineral besar kita ibaratkan sebagai sesuatu yang ingin kita capai (baca: acara seminar HPTT) , sedangkan botol kecil yang berlubang adalah niat. Maka, kita akan kesusahan atau bahkan tidak bisa mengisi botol besar dengan botol yang berlubang itu. Jadi intinya, kita akan kesusahan atau bahkan tidak bisa mencapai apa yang kita inginkan jika sedari awal niat kita sudah bolong-bolong. Maka jangan pernah pesimis sebelum mencoba. Orang yang sudah berusaha, meskipun gagal, adalah lebih baik. Namun orang yang tidak mau berusaha, ia sudah pasti akan gagal dan ia adalah seorang pecundang ,” begitulah kurang lebih pesan dari mas Ade (dengan sedikit perubahan dariku, hehe).

Fyuuh!! Akhirnya acara permainan sudah selesai. Kini saatnya acara bebas. Ayo kita bermain air!!!!!! ^;^

---

Angin pantai berhembus lembut membelai tubuhku. Menari-nari indah mempermainkan jilbabku dengan nakal. Pasir pantai nan putih dan lembut kian membenamkan kakiku. Dan ombak-ombak kecil memukul-mukul kakiku dengan riang.

Disaksikan oleh langit cerah pagi itu, kami bermain dengan bahagia di tepi pantai Sundak. Membuang penat, menepis duka. Tiada resah juga gelisah. Yang ada hanyalah dzikir-dzikir yang senantiasa disenandungkan oleh raga ini.

Mata ini tak henti-hentinya bertasbih menyaksikan indahnya pantai dan laut yang kian mesra. Telinga ini pun turut bertahmid mendengar desahan angin yang tiada henti berhembus. Penciuman ini pun tak mau kalah, ia terus bertakbir mencium aroma khas pantai yang amis dan menyegarkan. Bahkan kedua kaki dan tangan ini seolah mengajakku bertakbir dan bersujud, tunduk merunduk pasrah memujimu keagunganNya.

Subhanallah walhamdulillah walaa ilaa ha illallahu wallahu akbar...

---

Hari masih pagi, kami berjalan menelusuri tepian pantai. Sambil sesekali membiarkan air laut menyentuh kulit kami. Kemudian berlari-lari cekikikan menghindari ombak nakal yang hendak menerjang kami. Berfoto-foto riang, serta berendam di laut.. sungguh menyenangkan.

Teman-teman kami yang laki-laki sedang asyik bermain bola di samping mobil yang tadi membawa kami ke sini. Sementara kaum hawa terus bernarsis ria. Hingga akhirnya kami bosan dan bertukar posisi. Aku, mbakYuli, dan mbak Alvi akhirnya berhasil ”mencuri” bola dari teman-teman pria. Kami pun mulai terbenam dalam keasyikan bermain bola. Permainan yang mulanya hanya kami mainkan bertiga akhirnya menggoda teman-teman lain untuk ikut bermain. Jadilah akhirnya ”pertandingan” sepakbola putri. Tendang ke sana, tendang ke sini. Tidak peduli gawang, tidak peduli kawan maupun lawan, pokoknya tendang!!!! Dan untuk memeriahkan jalannya permainan, mas Eko nimbrung dan menjadi kiper timku. Sementara di tim lawan ada mas Slamet yang menjaga gawang. Meskipun penjaga gawangnya seorang ”laki-laki”, namun kami bisa lho mencetak gol! Ada aku dan Nadia yang berhasil menundukkan kiper lawan. Begitu pula gawang kami yang berkali-kali kebobolan.

Menjelang waktu Dhuhur tiba, kami yang sudah kecapekan dan mulai gosong terpanggang sinar matahari yang terik, menyudahi permainan. Namun sebelum mengakhiri permainan, beberapa teman putri iseng bermain adu penalti dengan mas Eko sebagai penjaga gawangnya. Hehe..
Usai bermain bola, kami beramai-ramai mengupas buah segar untuk lotisan. Mengulek sambal sambil sesekali mencuri start dengan mencicipi lotis yang belum selesai dibuat. Hingga akhirnya waktu Dhuhur pun tiba. Sebagian di antara kami, pergi untuk membersihkan tubuh yang sudah kotor dan bau. Sementara yang lain mulai beranjak menunaikan shalat Dhuhur.

Ba’da shalat Dhuhur, kami langsung menyerbu kotak makan siang dan menyantap isinya dengan lahap. Sungguh nikmat menyantap makan siang usai bermain. Bermain selama setengah hari di tepi pantai sungguh membuat kami kecapaian dan kelaparan.

Beberapa menit kemudian, Pak Ketua SC kembali mengambil alih acara. ”Sekarang saatnya HtH (baca : heart to heart), ” ujar beliau. ”Sambil acara tukar kado...” lanjutnya.

---

Waktu telah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Tak terasa sudah sekitar enam jam kami berada di pantai. Dan tibalah waktunya untuk pulang. Namun sebelumnya, sebagai acara wajib, kami kembali berfoto ria bersama-sama dengan background pemandangan pantai Sundak. Sebagai kenang-kenangan yang indah dan tidak akan terlupakan, semoga.

---

Setelah puas berfoto-foto, kami pun segera kembali menaiki kendaraan yang kami naiki ketika berangkat tadi pagi. Huff! Aku merasa berat meninggalkan pantai yang indah ini. Ada perasaan mengganjal ketika harus berpisah dengannya.

Begitu berat untukku tinggalkan pantai ini. Di mana ketenangan dan kedamaian mampu mewarnai hatiku. Di sini, di pantai ini.. kutemukan keindahan yang tiada terkira yang mampu menyejukkan kedua mata berlumuran dosa ini. Di pantai ini pula, kutemukan kesunyian yang menjauhkan kedua telinga ini dari hingar bingar kemaksiatan. Di sini pula, kutemukan penawar hati yang berlumuran racun, serta kesucian pikiran dari aroma kemaksiatan.

Selamat tinggal pantai Sundak! Semoga suatu hari nanti aku dapat mengunjungimu kembali.

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)