Kita adalah manusia, ciptaan-Nya yang paling sempurna di antara makhluk yang lain. Tapi apakah yang sudah kita lakukan sebagai makhluk-Nya? Kita diciptakan di bumi ini bukan hanya sekedar "pemanis". Kita adalah KHALIFATULLAH! Lantas sudahkah kita menjalankan amanah suci ini? Selamat berjuang, Allah yubarik fik!
Thursday, November 5, 2009
Duduk di Bangku Terdepan
Kalau boleh mengaku, sebenarnya dulu aku juga seperti itu. Selalu menghindari bangku keramat, alias bangku paling depan. Keki deh duduk di depan dosen, gak bisa ngapa-ngapain. Kalau misalnya ditunjuk terus disuruh jawab pertanyaan ‘n gak bisa jawab kan malu banget. Mau ditaruh dimana nih muka.. (Halah...)
Suatu saat seorang kakak kelasku bercerita dengan miris tentang budaya salah orang Indonesia ini. Dia mengatakan bahwa mahasiswa di luar negeri justru memilih bangku-bangku terdepan. Mengapa? Tentu saja karena ilmu lah tujuan mereka. Bukan cuma sekedar ngabsen atau bukan untuk ngobrol sama temannya. Benar, mereka kuliah untuk menuntut ilmu. Bukan yang lain-lain. Kalau mau ngeceng ya bukan di kelas tempatnya, tuh di jalan raya sana!! (lho..) Bukan juga untuk ngobrol sama temen. Sayang banget gak sih, udah mahal-mahal bayar buat SKS.. eh tapinya di kelas cuma ngobrol aja kerjaannya.
Di lain kesempatan, ada juga temanku yang menceritakan sebuah pengalaman unik. Kasusnya bukan kuliah sih tapi seminar (apapun namanya sama aja, toh sama-sama bertujuan menuntut ilmu kan..??). Nah suatu ketika ada seminar internasional yang mempertemukan mahasiswa-mahasiswa antar negara. Kebetulan temanku yang orang Indonesia ini juga hadir sebagai peserta. Saat seminar sedang berlangsung, temanku dengan ramahnya mengajak kenalan teman sebelahnya yang entah dari negara mana aku lupa. Namun keramahan itu justru dibalas dengan kata-kata yang menusuk, “ Maaf, kenalannya nanti saja. Tolong jangan mengganggu, saya sedang mendengarnya kuliah. Terima kasih.” Ugh ngejleb, malu.. serasa ditimpa batu candi, serasa ditampar ombak laut selatan. Yah begitulah. Ajakan kenalan itu bukannya dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan tapi sebagai sesuatu yang MENGGANGGU!! Bayangkan...
Dari cerita-cerita itu, entah kenapa hatiku mulai tergerak untuk membuat perubahan dan berkomitmen, SELALU BERUSAHA DUDUK DI BANGKU PALING DEPAN DAN MENGHINDARI BANGKU BELAKANG. Alhamdulillah, aku lumayan berhasil menjalaninya. Apabila tak ada halangan yang berarti, insya Allah bangku terdepan adalah pilihanku. Tak peduli ada teman yang duduk di sampingku atau tidak. Bahkan bukan hal aneh jika aku duduk sendirian di bangku depan. Meskipun sejujurnya agak keki juga sih kalau duduk sendirian di depan gitu, hehe.. tapi biarlah, toh bukan sesuatu yang salah kan? Jadi duduk di bangku terdepan adalah tips paling ampuh untuk melatih kita fokus pada perkuliahan dan menghindari obrolan mubazir. Toh ngobrol bisa ditunda nanti kan?
Kalau dirasa-rasa sih, ada kalanya lebih menyenangkan kalau di kanan kiriku tidak ada orang. Rasanya lebih tenang dan bisa fokus menyimak penjelasan dari dosen. Bukan apa-apa sih, tapi dengan budaya orang Indonesia yang masih senang mengobrol kapan pun dan dimanapun, bisa-bisa aku nggak dengerin dosen karena larut dalam obrolan. Yah biar bagaimanapun aku adalah orang Indonesia, jadi biar sedikit, budaya-budaya orang Indonesia masih saja melekat dalam diriku. Apalagi semester ini, sejujurnya aku tak seistiqomah semester-semester sebelumnya. Aku mulai jarang duduk di bangku depan, karena.... (alasan dirahasiakan). Ah kalau bisa aku ingin kembali seperti dulu, duduk di paling depan. Tanpa mengobrol, fokus menyimak dosen...
Yah begitulah, jadi ngomong ngalor ngidul nih. Lama-lama malah curhat nih! Duh.. ya sudah lebih baik kuakhiri dulu. Tapi sebelum diakhiri, aku cuma ingin mengajak teman-teman semua untuk merenungi semua. Terserah teman-teman mau duduk di depan atau tetap memilih duduk di belakang. Semua terserah. Aku hanya menyampaikan saja apa yang menurutku baik. Toh baik menurutku belum tentu baik menurut semua kan? Oke, selamat memilih..
Selasa, 03 November 2009 (06:39)
_seseorang yang berusaha menjadi baik_
Saturday, March 28, 2009
Masa Muda
study oriented?
happy happy?
aktivis?
apapun itu, simak lirik lagunya Edcoustic "Masa Muda"..
Masa Muda
by Edcoustic (Album : Masa Muda)
Masa muda usiaku kini
Warna hidup tinggal kupilih
Namun aku telah putuskan
Hidup diatas kebenaran
Reff :
Masa muda penuh karya untukMu Tuhan
Yang aku persembahkan sbagai insan beriman
Mumpung muda ku tak berhenti menapak cita
Menuju negeri syurga yang nun jauh disana
Kini jelas tiap langkahku
Illahi jadi tujuanku
Apapun yang aku lakukan
Islam slalu jadi pegangan
http://lirik-nasyid-indonesia.blogspot.com/search/label/Edcoustic
Well, sudah jelas masa muda yang terbaik adalah ketika kita menjadikan Islam sebagai pegangan dan Allah sebagai tujuan hidup kita. Selamat menikmati masa muda ini...
Monday, March 23, 2009
DVD “Sang Murobbi”
Nah intinya, setelah memesan DVD tersebut (harus pesan dulu, soalnya barangnya belum ada..^^) dan menunggu cukup lama, aku pun berhasil mendapatkan DVD “Sang Murobbi”. Alhamdulillah…. Kemudian sesampainya di rumah, aku pun nggak sabar untuk pamer sama ibu. Tapi ternyata keduluan sama ibu! Sebelum sempat pamer, ibu udah terlanjur ngeliat DVD yang kutaruh di atas meja belajarku. Hoho ya sudahlah tak apa..
Laptop sudah di depan mata. Kubuka perlahan dan kupencet tombol ‘ON’. Menunggu agak lama dan segera kumasukkan DVD tersebut. Jeng.. jeng… deg-degan juga… Tapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Yah ternyata filmnya gak bisa diputer…!!!Hwaaa…. penonton kecewa… hikss… tapi sebenernya aku juga tau sih kalo kemungkinan 90% filmnya bakal gak bisa diputer di laptopku. Lha wong gak ada aksesoris apanya gitu.. gak tau namanya.. hehe,, ya uda deh..
Jah, akhirnya sampai sekarang pun DVD tersebut belum pernah diputer juga. Entah sudah berapa bulan ya?? Pokoknya dah lama buanggggeettt!! Ah, tunggu nasib aja deh, ntar gimana lah.. kita lihat aja nanti. Tapi mudah-mudahan tuh DVD bisa dimanfaatkan biar gak mubadzir. Kita tunggu aja tanggal mainnya… lho?? Hoho..
Senin, 23 Maret 2009 (20:12)
Thursday, February 26, 2009
Postingan Pertama di Blog Baru
Tuesday, February 24, 2009
Usai Seminar HPTT 63
Meidwinnarch07.blogspot.com
Tuesday, February 3, 2009
Curhat Seorang Koord Acara (Bagian I)
Ahh,,udah lewat tengah malam. Badanku udah pegel-pegel, capek.. ingin istirahat. Tapi 'tugas' ini belum selesai. Fyuuhh...
Friday, January 23, 2009
Makanan Mahal
“Mau makan apa, Mbak?” tanya pramurukti yang bekerja di tempat nenek.
“Terserah, Mbak..” jawabku.
“Dibeliin ayam apa lele?” tanyanya lagi.
“Hm, ayam juga boleh…”
“Kuwi ono oseng nek gelem..” kata nenek menimpali.
“Iya yangti…” jawabku, “ emang ada oseng apa Mbak?“
“Oseng kacang panjang.. tapi nggak enak Mbak, itu kan makanannya eyang. Gulanya kan nggak pake gula biasa, gulanya pake gula orang tua..” kata mbak pramurukti.
“Iya ya? Tapi aku malah suka tuh Mbak.. hehe.. malah enak… lagian kan mahal tuh… haha…” candaku.
Haha, bercanda… tapi emang kok, aku malah suka tuh pake gula diet kayak punya nenek. Bukan karena mahal (haha..) tapi emang aku nggak terlalu suka bumbu yang berlebihan di lidahku. Segitu aja udah cukup kok. Hehe.. lagipula lebih sehat… mantap!!!
Kamis, 22 Jan 2009 (22:12)
Just an intermezzo story
(baca: cuma cerita selingan, haha)
Bolehkah Aku Pergi Sejenak?
Sesaat aku terdiam. Bingung. “Duh mendadak banget, kok ya pas aku lagi banyak kerjaan gitu lho…” batinku. Aku pun teringat dengan banyaknya amanah yang belum ku selesaikan.
“Gimana Dwin? Tolong dipertimbangin. Ini lahan dakwah untuk kita,” lanjutnya.
Sekali lagi aku terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
“Aku usahakan ya. Tapi aku nggak janji, karena ada banyak amanah yang belum terselesaikan. Dan kebetulan mas’ulku juga nggak ada di Yogya tanggal segitu…” jawabku kemudian.
“Tapi tolong dipertimbangin Dwin. Soalnya nggak ada orang lain lagi…” pinta temanku.
“Insya Allah… aku usahakan untuk segera merampungkan pekerjaanku. Dan aku coba izin dulu ya sama teman-teman… tapi sekali lagi, aku nggak janji ya…” balasku.
----
Untuk beberapa saat lamanya aku terdiam. Masih bingung dengan apa yang harus kuputuskan. Dilema.. seperti biasa. Ah bingung.. sebenarnya aku ingin sekali mengiyakan permintaan temanku itu. Kebetulan aku sedang butuh suplai energy untuk mencharge tangki keimananku. Aku butuh merefresh kembali pikiran dan hatiku. Tapi amanahku?
Ah, aku ingin sekali-kali pergi. Pergi meninggalkan semua ini. Bukan pergi meninggalkan amanah. Namun sekedar istirahat sejenak, mencari sesuatu yang hilang. Melepas dahaga.. mengembalikan energy dan kekuatanku yang semakin melemah. Ah, bolehkah aku pergi? Bolehkah aku pergi sejenak saja?
Hati ini terus saja mendorongku untuk pergi. Hingga akhirnya kuputuskan saja untuk pergi. Bismillah… Nah, kalau memang mau pergi, aku harus konsekuen. Aku harus selesaikan dulu apa yang jadi tanggunganku. Selesaikan Dwin!! Selesaikan!! Dan tentunya tak lupa aku izin pada para “bos”ku,, hhe…
“Boleh nggak aku pergi keluar Yogya akhir pekan ini?” ketikku di layar handphone Siemens A55 milikku. Sending message to…. *****
Tak berapa lama pun sang resipien membalas. “Nggak masalah kok Dwin, yang penting jangan lupa kamu cari wakil selama kamu pergi.”
Oke, sip.. satu udah beres Alhamdulillah.
“Akhir pekan ini boleh nggak aku izin meninggalkan Yogya?” kembali kuketikkan sebaris kata di handphoneku untuk kukirim ke nomer yang berbeda.
“Ada apa? Mau kemana? Mau refreshing ya?” balas orang di seberang sana.
“Refreshing? Mungkin iya.. tapi yang jelas aku dapat amanah untuk mendampingi adik-adikku.. hm, tapi aku bingung…” balasku kembali.
“Udah pergi aja, untuk yang di Yogya insya Allah nggak ada tanggungan kok. Kita selesaikan nanti kalau sudah balik lagi ke Yogya,” balasnya meyakinkanku.
Ah, Alhamdulillah.. terima kasih teman-teman. Aku akan pergi untuk ‘refreshing’ (baca: menata hati dan pikiranku, menambah energy dan suplai keimananku), pergi untuk menuntut ilmu, pergi untuk mencari kekuatan. Pergi meninggalkan Yogya…
Semoga perjalananku ini diberkahi oleh Allah. Dan semoga sekembalinya aku dari sana, aku bisa menjadi manusia yang lebih baik. Dan semoga semuanya berjalan lancar saat aku pergi… Bismillah.. aku titipkan semuanya padaMu Allah….
Bolehkah aku pergi sejenak?
Gencatan Senjata
Sebenarnya aku ikut senang dengan adanya gencatan senjata tersebut. Tapi aku ragu, sangat ragu bahwa itu akan berhasil. Bahkan aku yakin seyakin-yakinnya para Hizbusy syaithon (baca: pengikut setan) itu takkan berhenti memerangi rakyat Palestina hingga tak tersisa satu pun di tanah suci kaum Muslimin tersebut. Dalam Al-Qur’an pun sudah jelas disebutkan bahwa mereka, kaum Yahudi tak kan berhenti memerangi kaum Muslimin hingga mereka menjadi pengikutnya. Begitulah sunnatullahnya, yang akan terus berlangsung hingga kiamat datang.
Untuk saudara-saudaraku di Palestina yang tetap gigih mempertahankan tanah suci Yerusalem, yang tetap gigih melindungi Masjidil Aqsa, yang tanpa lelah memerangi pejajahan kaum Yahudi Israel, yang senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan, yang menjadikan do’a dan dzikir sebagai amunisi, yang menjadikan keimanan sebagai tameng, yang menjadikan takbir sebagai pedang…. Janganlah kalian bersedih, janganlah kalian berputus asa… Sesungguhnya Allah akan selalu bersama kalian… dan apalah yang harus ditakutkan kalau Allah bersama kita? Laa tahzan innallaha ma’ana…
ISLAM NEVER DIE!!!
Sunday, January 18, 2009
WE WILL NOT GO DOWN
Saat Harus Memilih
Ah, dilema… saat harus memilih satu di antara dua pilihan. Pilihan yang sama-sama berat, yang tidak bisa diputuskan dengan sekejap mata. Penuh pertimbangan.
Ah, dilema… keadaan yang sangat tidak aku sukai. Namun pastilah akan selalu dialami oleh anak Adam, karena itu memang merupakan sunnnatullah.
Ah, dilema… aku tak suka ini. Namun mau tak mau harus tetap ada pilihan. Tidak bisa tidak, harus!! Karena memang harus ada prioritas amanah.
Telah lama aku terlibat dalam konflik batin. Memang salahku sendiri sih, dulu secara iseng aku menceburkan diri dalam sebuah lahan baru yang menyebabkan aku kini terjebak di dalamnya. Yah, akhirnya aku pun terjebak dalam dualisme amanah.
Sebenarnya bukan masalah ketika kita mempunyai dua amanah, bahkan tak jarang orang-orang tangguh yang mempunyai amanah yang lebih dari tiga. Namun biar bagaimanapun, sebanyak apapun amanah yang kita punyai, haruslah tetap ada prioritas.
Ah Rabbi, aku bingung… aku bingung dengan apa yang harus kupilih. Sebenarnya dulu telah ada keputusan, namun karena suatu hal, mau tak mau aku harus kembali berpikir.
Ah, sampai kapankah akan beginin terus? Mereka menunggu keputusanku. Dan aku sendiri pun juga tak mau terus-terusan begini. Batinku tersiksa. Energiku telah banyak tersita memikirkan hal ini. Cukup sudah!! Aku harus segera membuat keputusan. Segera, namun penuh pertimbangan. Bantulah aku, Rabbi.. bantulah aku membuat keputusan, keputusan yang terbaik insya Allah. Keputusan yang tidak akan menyakiti pihak manapun. Pilihkan aku yang terbaik, dimanapun itu. Aku yakin dengan keputusanMu, karena hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui, mana yang terbaik untuk hamba-hambaMu. Pilihkan aku tempat untuk aku bisa semakin mencintaiMu.
Semoga Allah memudahkan langkah ini. Amin..
Saat aku harus menunaikan shalat istikhoroh
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...
(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)
Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...
Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin
(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)