Hari ini tepat tanggal 14 Februari. Hari
istimewa yang ditunggu oleh banyak muda-mudi. Hari apakah itu? Apalagi kalau
bukan Valentine’s Day (VD). Hari serba
pinky-pinky, dengan cokelat bertebaran dimana-mana.
Siapa sih di dunia ini yang nggak tau
VD? Mulai dari anak kecil hingga eyang-eyang sudah tak asing lagi dengan hari
yang populer dengan sebutan hari kasih sayang. Kalau kata mereka yang merayakan
sih, VD itu adalah hari dimana seorang gadis menyatakan perasaannya kepada
seorang lelaki dengan bingkisan cokelat. Ritual itu merupakan perwujudan
cintanya si gadis kepada si lelaki yang entah itu pacar maupun teman tapi
mesra. Meskipun sih, VD sekarang lebih variatif, nggak melulu cewek yang
ngasih, dan nggak melulu cowok yang dikasih. Dan nggak melulu dengan lover-nya, tapi juga dengan teman atau
keluarga.
Namun
pertanyaannya, apakah orang-orang yang merayakan dan bergembira dengan datangnya
hari tersebut sebenarnya tau asal muasal VD?
“Nggak
tau sih, cuma ikut-ikutan aja.”
“Tau
sih, tapi bodo amat. Gue mau hepi-hepi.”
“Hm,
sejarah ya… masalah buat gue? Santai aja kali.”
Beragam
jawaban bisa saja muncul menanggapi pertanyaan di atas. Apapun jawabannya,
penting kita ketahui bahwa ternyata sejarah VD itu sama sekali nggak ada
hubungannya dengan kasih sayang, dan bahkan melenceng jauh dari ajaran Islam. Astaghfirulah… Bagi anak-anak Rohis dan
kawan-kawannya mungkin udah bosen dan hapal di luar kepala terkait hal ini. Tapi
sebaliknya, ini mungkin agak asing bagi sebagian mereka yang lain. So, kita
bahas aja yuk!
Sebenernya
ada banyak versi tentang sejarah lahirnya VD. Penasaran? Intip yuk!
- Menurut
versi yang paling populer, VD
itu untuk mengenang pendeta Kristen bernama St. Valentine yang pada
tanggal 14 Februari 270 M (versi
tahun bermacam-macam) dihukum mati dengan cara dipenggal kepalanya
oleh Raja Claudius II. Konon katanya St. Valentine dihukum mati karena
menyatakan bahwa Tuhannya adalah Isa Al Masih dan menolak menyembah
tuhan-tuhan bangsa Romawi. Namun versi yang lebih populer mengatakan bahwa
hukuman dijatuhkan atas St. Valentine yang menikahkan beberapa pasang
pemuda. Padahal Sang Kaisar melarang adanya pernikahan karena tentara muda
yang single dianggap lebih kuat dalam peperangan. Nggak
masuk akal bukan?
- Dalam
artikelnya yang berjudul “Should
Biblical Christian Observe It?”, Ken Sweiger mengatakan bahwa
sesungguhnya kata Valentine yang
berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa” ditujukan
kepada Tuhan bangsa Romawi, yaitu Nimrod dan Lupercus. “Be my Valentine”
berarti meminta seseorang untuk menjadi yang Maha Kuasa atasnya. Nah lho, nggak
beda dengan syirik itu mah!
- Valentine
adalah nama seorang paderi yang memimpin pasukan yang menjatuhkan
kekuasaan Islam di Spanyol pada tanggal 1492. Masa kita mau merayakan hari
kejatuhan Islam?
- Ada
upacara keagamaan bangsa Romawi setiap tanggal 15 Februari yaitu upacara
Lupercalia untuk menyembah Dewa Lupercus (dewa kesuburan) dan juga Dewi
Juno Februata (dewi wanita dan perkawinan). Upacara ini dimulai dengan
mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing, kemudian dilanjutkan
dengan rangkaian upacara yang lain. Pada akhir upacara, para wanita
sukarela menyediakan dirinya dicambuk agar terhindar dari kemalangan,
kemandulan, dan kutukan. Kemudian pada masa Kaisar Konstantin (280-337 M), upacara tersebut
mendapat tambahan berupa pesan-pesan cinta, yaitu lotre pasangan. Setiap
gadis memasukkan namanya di jambangan. Selanjutnya para pria akan
mengambil satu nama dan menjadi kekasihnya selama pesta berlangsung dan
diakhiri dengan berzina. Tahun 494 M, dewan gereja yag dipimpin Paus
Galasium I mengubah upacara Lupercalia menjadi tanggal 14 Februari dan
resmi menetapkan pada tahun 496 M sebagai Valentine’s Day.
Nah lho, dibilang juga apa… Latar belakang lahirnya VD
itu jauh dari ajaran Islam. Merayakan Valentine’s Day berarti
kita ikut berpartisipasi dalam perayaan agama lain. Kok bisa? Bisa aja donk,
kan di awal udah dibahas kalau awal mula VD itu merupakan bagian dari perayaan
peribadatan. Padahal, ikut-ikutan dalam perayaan agama lain bukan hal yang
sepele.
Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum
tersebut.” (HR. Tirmidzi).
Masa
iya kita mau dianggap murtad alias keluar dari agama Islam? Selain itu, yang dimaksud ‘cinta’ versi
bangsa yang melahirkan VD ini, adalah make
love. Apaan tuh? “Bermain cinta” alias zina. Na‘udzubillah deh... Para musuh Islam memang nggak akan pernah
berhenti mengganggu orang-orang Islam hingga berpaling ke agama mereka.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 120, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu.”
Jadi berhati-hati yuk, jangan latah ikut-ikutan merayakan
sesuatu yang tidak jelas asal usulnya.
“Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isroo’
: 36).
Mungkin masih ada yang tetep
keukeuh berpikiran kalau ini hanyalah perkara sepele, namun bisakah menjamin
ini akan menjadi sesuatu yang sepele di akhirat nanti? Ayolah kawan, hidup di
dunia ini cuma sementara. Tahan sejenak. Tak bisakah kita berusaha menahan satu hari saja demi
hidup kita selamanya di akhirat?
February
14, 2013
Meina
Fathimah
Sumber
:
- Buletin Alif
SMA Negeri 3 Yogyakarta edisi Februari 2007, “Valentine’s Day”
- Artikel
“Be A Kebo Melu Seton??” by Komunitas Jogja Cinta Damai
- Seri
BIANGLALA #3 : Let’s Talk About Love!. Syaamil Teens
- Jangan
Jadi Bebek by O. Solihin
No comments:
Post a Comment