Sunday, July 6, 2008

Fenomena UAS

Hingga aku membuat tulisan ini, UAS semester genap sudah berlangsung sekitar satu setengah minggu. Dimana-mana para mahasiswa disibukkan dengan kegiatan yang namanya “belajar”. Bahkan mahasiswa yang termalas sekalipun, setidaknya menjadi lebih rajin daripada hari-hari biasanya. Semuanya sibuk. Sibuk belajar, sibuk merapikan catatan kuliah, hingga sibuk mengkopi catatan milik temannya. Mereka yang dalam kesehariannya adalah ahlus syuro’ (baca: ahli rapat) beralih mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Yang biasanya hobi SMS-an lebih memilih membolak-balik catatan kuliahnya. Bahkan yang biasa kongkow-kongkow pun lebih memilih untuk berdiam diri di rumah atau di kos. Untuk apa? Belajar. Kalaupun tidak, mereka lebih memilih untuk menenangkan diri di rumah.

UAS benar-benar sudah menyita waktu dan perhatian banyak mahasiswa. Hari-hari ini tak lepas dari yang namanya belajar dan mengerjakan tugas. Lantas apa istimewanya? Memang, masa-masa ujian tidaklah terlalu “istimewa”. Aku bisa mengatakan begitu karena memang tidak jauh berbeda dengan hari-hari kuliah biasa. Hanya saja, acara kuliah di kelas diganti dengan mengerjakan soal. Itu saja!!

Kalau boleh jujur, melihat teman-temanku yang kini jadi rajin belajar, aku merasa senang. Namun aku merasa cukup miris melihatnya. Kenapa ini hanya terjadi ketika ujian tiba? Dan kenapa ujian seolah telah merebut segenap perhatian mahasiswa?

Seperti yang kutulis di atas, salah satu hal yang aku sukai dari musim ujian ini adalah ketika melihat para mahasiswa menjadi rajin belajar. Fenomena ini sangat menyenangkan. Coba bayangkan jika seandainya mereka tidak hanya rajin belajar ketika ujian tiba. Mungkin bangsa Indonesia yang selama ini terpuruk dan terbelakang akan bangkit oleh tangan-tangan para mahasiswa yang gemar menuntut ilmu ini, oleh mereka yang tak lepas dari budaya membaca, oleh mereka yang tak henti-hentinya mengasah otak mereka. Subhanallah… Namun, begitukah kenyataannya?

Terlepas dari sisi positif datangnya musim ujian, ada hal yang membuatku agak kesal. Teman-temanku kini lebih memilih ujian dan tetek bengeknya, daripada melakukan kegiatan lain. Waktu yang biasanya banyak dihabiskan di luar rumah, kini lebih banyak digunakan untuk “staying at home”. Bagus memang. Bahkan aku pun juga seperti itu. Namun fokus ujian bukan berarti “MENINGGALKAN SEGALANYA” kan? Fokus ujian bukan berarti meninggalkan semua amanah kan?

Aku tak tahu apakah hanya aku yang berpikiran seperti itu. Dan apakah mungkin hanya orang malas seperti aku yang berpikiran begitu. Memang benar, jika dibandingkan dengan teman-temanku, aku bisa dibilang cukup malas. Aku tak terlalu menganggap ujian itu istimewa. Hal itu bukan berarti aku tak belajar! Aku tetap belajar, namun belajar secukupnya saja, tidak terlalu ngoyo. Kenapa? Bukannya aku terlalu PD karena sudah menguasai materi ujian. Tidak, sama sekali tidak! Sekali lagi aku tegaskan, ujian bukanlah sesuatu yang terlalu istimewa bagiku. Namun bukan berarti pula aku menyepelekan ujian. Seperti teman-temanku, di musim ujian pun aku cenderung lebih rajin daripada hari-hari biasanya. Oke, aku belajar! Aku tetap belajar dan mengerjakan tugas, dengan tidak meninggalkan acara “senang-senang”. Tidak masalah kan? Asal tetap dalam porsi secukupnya.

Wallahu ‘alamu bishawab.

Rabu, 11 Juni 2008
Saat teman-teman sibuk belajar

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)